Kegiatan Asah Seni Mandiri UKM Pawon di Paneupaan Kujang Pajajaran Abah Wahyu




Salam Seni dan Budaya


Pada tanggal 26 Desember 2021, UKM Pawon mengadakan sebuah kegiatan tahunan yang diberi nama “ASMA (Asah Seni Mandiri)” yang bertemakan Menggali Ilmu Demi Mencapai Eksistensi Nomer Satu. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 19 Desember 2021, berlanjut di setiap hari Minggu selama 3 Minggu-26 Desember 2021 dan 2 Januari 2022. Kami memulai kegiatan dimulai dari berkumpul di sekretariat UKM Pawon UIKA pukul 08.00 dan berangkat bersama dengan motor (Konvoi) ke  Paneupaan Kujang Pajajaran Abah Wahyu ( Wahyu Affandi Suradinata )


Pada hari ke Dua  ASMA, anggota muda Pawon dibimbing oleh kang Abdillah Darmabuana (Penerus Paneupaan Kujang Pajajaran), mengikuti sharing dan pembekalan materi mengenai Kujang. Kami mempelajari kebudayaan, sejarah mengenai kujang, bagian bagian kujang, jenis jenis kujang dan fungsi dari kujang itu sendiri.




Kujang  sendiri merupakan sebuah senjata unik dari wilayah pasundan. Kujang berasal dari kata kudihyang yang merupakan kata dalam Bahasa Sunda Kuno. Kudi berarti senjata dengan kekuatan gaib dan sakti. Sedangkan hyang berarti dewa/dewi, ada juga yang mengatakan Kujang berasal dari kata Kukuh Kana Jangji. Kujang mulai dibuat sekitar tahun 800SM dan berakhir pembuatan nya pada 1579 yang di akibatkan karena runtuhnya kerajaan Pajajaran, dan di temukan kembali pada tahun 1950,  kujang terbuat dari besi, baja dan bahan pamor, panjangnya sekitar 20-25 cm dan beratnya sekitar 300 gram. Sejak dahulu hingga saat ini kujang menempati satu posisi khusus di kalangan masyarakat Sunda.


Secara umum kujang memiliki sisi tajaman dan bagian-bagian lain seperti papatuk/congo yang merupakan ujung kujang , eluk/silih lekukan pada bagian punggung, tadah lengkungan menonjol pada bagian perut dan mata lubang kecil yang di tutupi logam emas dan perak, jumlah mata tergantung dari status pemakainya. Mata 9 digunakan untuk yang ber status Raja, mata 5 pengamat kota, mata 3 Bupati, semakin sedikit jumlah mata yang di buat maka status nya semakin rendah, pamor ukiran yang ada di badan kujang, pamor ini dibuat berdasarkan hari kelahiran dari si pemakai.


Kujang memiliki berbagai jenis nya biasa dilihat dari bentuknya,kebanyakan bisa di bedakan dari bentuk kepala atau ujung kujang. Jenis Kujang di antaranya, 

Kujang  Ciung, kujang ini memilik bentuk ujung kujang seperti kepala Beo atau Burung Ciung, 

Kujang Bangkong memiliki bentuk seperti bangkong atau katak, biasanya kujang ini digunakan oleh orang yang berstatus Guru,

Kujang Kuntul, kujang ini seperti burung bangau digunakan oleh patih, 

kujang naga, kujang ini berbentuk seperti naga dan kebanyakan ditemukan di daerah Cirebon, 

kujang jago seperti kepala ayam jago digunakan oleh balapati/tentara,

kujan badak, kujang ini seperti bentuk cula badak dipakai oleh prajurit perang, 

kujang wayang, kujang ini berbentuk wayang kulit dengan tokoh wanita sebagai symbol kesuburan.


Kujang memiliki beragam fungsi. Berdasarkan fungsinya, kujang terbagi menjadi empat Antara lain : 

Kujang pusaka ( lambang keagungan dan perlindungan )

Kujang pangarak ( kujang ini digunakan untuk berperang )

Kujang pakarang ( digunakan sebagai alat upacara )

Kujang pamangkas ( sebagai alat berladang )

Beberapa kabupaten di Jawa Barat, Provinsi Jawa Barat dan Negara pasundan menggunakan kujang sebagai lambang daerahnya.


Follow IG Kami : @ukmpawonuika



Tidak ada komentar:

Posting Komentar